Tantangan Komunikasi Produktif Hari #1
Bismillah ...
Akhirnya perkuliahan bunda sayang Institut Ibu Profesional telah dimulai dan tepatnya hari ini dimulailah tantangan 10 hari "game level 1", sebelum tantangan dimulai para member bunda sayang sudah dibekali dengan materi tentang "KOMUNIKASI PRODUKTIF".
Tantangan kali ini saya akan menerapkan komunikasi produktif pada anak kembar saya Dzakiyya dan Dzakira. Komunikasi dengan anak merupakan salah satu dasar membentuk hubungan antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik membantu kita sebagai orang tua memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan anak. Anak usia 2-3 tahun akan mengalami perkembangan pesat kemampuan bahasanya, anak- anak akan meniru gaya komunikasi orang tuanya. Benar saja sikembar Dzakiyya dan Dzakira ketika berbicara akan menirukan gaya berbicara abi dan ummi nya, bahkan dengan intonasi yang sama. Tamparan keras kami sebagai orang tua seharusnya belajar bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dan produktif sehingga kita bisa menjadi teladan bagi mereka.
Dzakiyya dan Dzakira adalah anak kembar kami pada usia 2th mereka sedang fase menirukan apapun yang mereka lihat. Tantangan 10 hari pada kelas bunda sayang sesi #1 tentang komunikasi produktif akan saya terapkan pada sikembar. Walaupun kembar mereka memiliki karakter yang berbeda dalam menerima dan menyampaiakan sesuatu namun mereka saling mempengaruhi. Contohnya saja ketika saya memberikan suatu intruksi ketika salah satu akan melaksanakan tetapi yang satu enggan maka akan ada 3 kemungkinan yaitu kedua nya akan melaksanakan instruksi, keduanya enggan melaksanakan instruksi (ummi butuh usaha extra) atau tidak terpengaruh sama sekali tetap dengan kehendaknya. Unik?? memang dan banyak hal yang tak terduga lainnya pada dunia anak.
Tantangan hari #1
Aktivitas pagi dimulai dengan kata-kata penyemangat yang positif untuk Dzakiyya dan Dzakira. Hari ini aman bangun tidur tanpa drama dan langsung memulai aktifitas bermainnya. Mereka mulai dengan membuka-buka buku, berceloteh berdua yang kadang umminya tidak tahu apa yang dibicarakan. Setelah selesai sibuk dengan bukunya mereka mengambil buku iqra' dan membaca basmallah. Tiba-tiba terdengar
"sreettttt....srett...."buku iqra' nya di sobek Dzakiyya.
" kiyya iqra itu untuk belajar mengaji" dan jawaban dari Dzakiyya " iqra untuk disobek" sambil menyobek satu lembar lagi.
"nak, iqra' itu untuk belajar mengaji"
"untuk disobek ummi" masih dengan jawabannyang sama.
"iqra' itu untuk belajar mengaji harus dirawat dan dijaga. yuuk ngaji bareng ummi tapi iqra' nya dibetulin dulu ya biar bisa untuk belajar" lalu iqra' nya dikasihkan ke umminya namun anaknya pergi mencari aktifitas lain.
Beberapa saat kemudian Dzakiyya mengambil iqra nya kembali dan membuka buku iqra' nya sambil berkata "Ummi iqra' nya buat ngaji" " ya sayang iqra untuk belajar mengaji" " bukanya pelan biar ga sobek" " ya sayang pelan, dijaga dan dirawat biar ga sobek. yuuk ngaji bersama ummi dan Dzakira". Kemudian mereka mulai mengaji dan berceloteh kembali dan disini ummi senyum-senyum sendiri begitu menggemaskan tingkah kalian.
Ini bukan satu dua kali saja Dzakiyya atau Dzakira menyobek sesuatu. Tangan mereka memang terampil sekali apalagi di usia mereka yang memang mulai penasaran dengan segala hal. Kegiatan menyobek kertas memang bisa untuk melatih motorik kasarnya tapi tidak untuk menyobek buku atau sesuatu yang memang tidak boleh disobek. Dalam situasi ini jika kita sebagai orang tua tidak berpikir dengan baik pasti akan menaikkan intonasi suara, memarahi anak-anak dengan kata-kata yang mereka belum tentu paham sehingga dapat melukai hati anak tetapi dengan kita melakukan komunikasi produktif dengan memilih kosa kata yang baik dengan mengendalikan intonasi suara akan memudahkan kita menyampaikan pesan kepada anak, tidak mudah memang apalagi kalau kita dalam situasi yang tidak mendukung kadang dengan spontan akan menaikkan intonasi suara tetapi ingat kembali anak-anak akan menirukan tingkah laku orang tuanya maka seharusnya kita bisa memberikan contoh yang baik bagi mereka. Mari belajar bersama nak, agar ummi bisa lebih baik dalam membersamai kalian.
Belitung, 2 November 2017
Akhirnya perkuliahan bunda sayang Institut Ibu Profesional telah dimulai dan tepatnya hari ini dimulailah tantangan 10 hari "game level 1", sebelum tantangan dimulai para member bunda sayang sudah dibekali dengan materi tentang "KOMUNIKASI PRODUKTIF".
Tantangan kali ini saya akan menerapkan komunikasi produktif pada anak kembar saya Dzakiyya dan Dzakira. Komunikasi dengan anak merupakan salah satu dasar membentuk hubungan antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik membantu kita sebagai orang tua memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan anak. Anak usia 2-3 tahun akan mengalami perkembangan pesat kemampuan bahasanya, anak- anak akan meniru gaya komunikasi orang tuanya. Benar saja sikembar Dzakiyya dan Dzakira ketika berbicara akan menirukan gaya berbicara abi dan ummi nya, bahkan dengan intonasi yang sama. Tamparan keras kami sebagai orang tua seharusnya belajar bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dan produktif sehingga kita bisa menjadi teladan bagi mereka.
Dzakiyya dan Dzakira adalah anak kembar kami pada usia 2th mereka sedang fase menirukan apapun yang mereka lihat. Tantangan 10 hari pada kelas bunda sayang sesi #1 tentang komunikasi produktif akan saya terapkan pada sikembar. Walaupun kembar mereka memiliki karakter yang berbeda dalam menerima dan menyampaiakan sesuatu namun mereka saling mempengaruhi. Contohnya saja ketika saya memberikan suatu intruksi ketika salah satu akan melaksanakan tetapi yang satu enggan maka akan ada 3 kemungkinan yaitu kedua nya akan melaksanakan instruksi, keduanya enggan melaksanakan instruksi (ummi butuh usaha extra) atau tidak terpengaruh sama sekali tetap dengan kehendaknya. Unik?? memang dan banyak hal yang tak terduga lainnya pada dunia anak.
Tantangan hari #1
Aktivitas pagi dimulai dengan kata-kata penyemangat yang positif untuk Dzakiyya dan Dzakira. Hari ini aman bangun tidur tanpa drama dan langsung memulai aktifitas bermainnya. Mereka mulai dengan membuka-buka buku, berceloteh berdua yang kadang umminya tidak tahu apa yang dibicarakan. Setelah selesai sibuk dengan bukunya mereka mengambil buku iqra' dan membaca basmallah. Tiba-tiba terdengar
"sreettttt....srett...."buku iqra' nya di sobek Dzakiyya.
" kiyya iqra itu untuk belajar mengaji" dan jawaban dari Dzakiyya " iqra untuk disobek" sambil menyobek satu lembar lagi.
"nak, iqra' itu untuk belajar mengaji"
"untuk disobek ummi" masih dengan jawabannyang sama.
"iqra' itu untuk belajar mengaji harus dirawat dan dijaga. yuuk ngaji bareng ummi tapi iqra' nya dibetulin dulu ya biar bisa untuk belajar" lalu iqra' nya dikasihkan ke umminya namun anaknya pergi mencari aktifitas lain.
Beberapa saat kemudian Dzakiyya mengambil iqra nya kembali dan membuka buku iqra' nya sambil berkata "Ummi iqra' nya buat ngaji" " ya sayang iqra untuk belajar mengaji" " bukanya pelan biar ga sobek" " ya sayang pelan, dijaga dan dirawat biar ga sobek. yuuk ngaji bersama ummi dan Dzakira". Kemudian mereka mulai mengaji dan berceloteh kembali dan disini ummi senyum-senyum sendiri begitu menggemaskan tingkah kalian.
Ini bukan satu dua kali saja Dzakiyya atau Dzakira menyobek sesuatu. Tangan mereka memang terampil sekali apalagi di usia mereka yang memang mulai penasaran dengan segala hal. Kegiatan menyobek kertas memang bisa untuk melatih motorik kasarnya tapi tidak untuk menyobek buku atau sesuatu yang memang tidak boleh disobek. Dalam situasi ini jika kita sebagai orang tua tidak berpikir dengan baik pasti akan menaikkan intonasi suara, memarahi anak-anak dengan kata-kata yang mereka belum tentu paham sehingga dapat melukai hati anak tetapi dengan kita melakukan komunikasi produktif dengan memilih kosa kata yang baik dengan mengendalikan intonasi suara akan memudahkan kita menyampaikan pesan kepada anak, tidak mudah memang apalagi kalau kita dalam situasi yang tidak mendukung kadang dengan spontan akan menaikkan intonasi suara tetapi ingat kembali anak-anak akan menirukan tingkah laku orang tuanya maka seharusnya kita bisa memberikan contoh yang baik bagi mereka. Mari belajar bersama nak, agar ummi bisa lebih baik dalam membersamai kalian.
Belitung, 2 November 2017
Komentar
Posting Komentar